BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran
1.
Metode
Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah tingkat perencanaan program bersifat
menyeluruh yang berhubungan erat dengan langkah-langkah penyampaian materi
pelajaran secara prosedural, tidak saling bertentangan. Dengan kata lain metode
adalah langkah-langkah umum tentang penerapan teori-teori yang ada pada
pendekatan tertentu (Hermawan, 2011:168), jadi metode
bisa diberi pengertian sebagai sistematika umum bagi pemilihan, penyusunan,
serta penyajian materi.
2.
Teknik
Pembelajaran
Teknik adalah
cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.
Misalnya, cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode ceramah yang
dilakukan berjalan efektif dan efisien? Dengan demikian sebelum seorang
melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi.
3.
Model
Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di
kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa
dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
4.
Strategi
Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (J.R. David
dalam Sanjaya, 2008:126). Selanjutnya
dijelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien (Kemp dalam Sanjaya, 2008:126). Nana Sudjana menjelaskan bahwa strategi
mengajar (pengajaran) adalah “taktik” yang digunakan guru dalam melaksanakan proses
belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai
tujuan pengajaran secara lebih efektif dan efisien (Nana Sudjana dalam Rohani, 2004:34).
Jadi menurut Nana Sudjana, strategi
mengajar/pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan
guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan
pelajaran.
B.
Tinjauan Tentang Pembelajaran Muhadatsah
1.
Pengertian
Muhadatsah
Muhadatsah merupakan pelajaran Bahasa Arab dengan tujuan utama agar siswa
mampu bercakap-cakap dalam pembicaraan sehari-hari dengan Bahasa Arab (Ahmad
Izzan, 2009:116). Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan bahasa yang ingin
dicapai dalam pembelajaran bahasa. Menurut
Hermawan (2011:136) Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan
kepada orang lain
Kemampuan berbicara menurut penguasaan
terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa. Secara kebiasaan, pesan
lisan yang disampaikan dengan berbicara merupakan penggunaan kata-kata yang
dipilih sesuai dengan maksud yang perlu diungkapkan. Kata- kata itu dirangkai dalam susunan tertentu menurut kaidah tata bahasa, dan
dilafalkan sesuai kaidah pelafalan pula.
Jadi, berbicara merupakan sarana utama untuk
membina saling pengertian, komunikasi timbal balik dengan menggunakan bahasa
sebagai medianya dan dilakukan secara lisan. Dengan berbicara seseorang
berusaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaanya dengan orang lain secara
lisan.
Kemampuan berbicara Bahasa Arab adalah
keterampilan penyampaian pesan secara lisan dengan menggunakan Bahasa Arab
sebagai medianya, dengan tidak mengabaikan kaidah penggunaan bahasa sehingga
apa yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh lawan bicara atau
penerima pesan.
2.
Pentingnya Mempelajari Muhadatsah
Mempelajari suatu bahasa pada umumnya
bertujuan untuk memahami bahasa itu sendiri. Pembelajaran bahasa yang
dimaksudkan di sini adalah bahasa menurut linguistik, bukan bahasa tulisan
tetapi sebagai bahasa ujaran (lisan). Karena semua orang di dunia sebelum bisa
menulis sudah bisa berbicara, walau masih buta huruf dan terbelakang. Hal
ini berarti bahwa bahasa lisan merupakan gambaran bahasa yang paling sempurna,
karena pada bahasa tersebut terdapat mimik, tekanan, intonasi, prosadi dan seterusnya. Obyek penyelidikan ilmu bahasa itu ialah bahasa
lisan, bukan bahasa tulisan.
Linguis berkata bahwa “speaking is language”.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Ujaran sebagai suatu cara berkomunikasi sangat mempengaruhi
kehidupan-kehidupan individual manusia. Dalam sistem inilah manusia saling
bertukar pendapat, perasaan, dan keinginan. Dan sistem inilah yang memberi
keefektifan bagi individu dalam mendirikan hubungan mental dan emosional dengan
anggota-anggota lainnya. Agaknya tidak perlu disangsikan lagi bahwa betapa
besarnya peranan bahasa dan komunikasi dalam kehidupan manusia.
Muhadatsah (bercakap-cakap) merupakan hal yang
penting dan utama untuk dapat menguasai Bahasa Arab dengan cepat dan
mudah. Untuk dapat menguasai Bahasa Arab tentu tidak semudah membalik telapak
tangan, akan tetapi membutuhkan waktu yang panjang dengan melalui proses
latihan-latihan yang kontinu baik latihan ucapan ataupun latihan pengutaraan
pikiran secara lisan.
Secara
umum keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar mampu berkomunikasi
lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari (Hermawan,
2011:136).
3.
Pelaksanaan Pembelajaran Muhadatsah
Dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan
muhadatsah tentu harus memperhatikan metode-metode yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran tersebut diantaranya: dialog (Al-hiwar), praktek
pola (Tathbiq Al-namudzaj), percakapan kelompok (Al-hiwar Al-jama’i), bermain
peran (Al-tamtsil), praktek ungkapan soal (Tathbiq Al-ta’birat
Al-ijtima’iyyah), praktek lapangan (Al-mumarasah fi al-mujtama’), problem
solving (Hill Al-musykulat).
a. Dialog melalui gambar (Al-hiwar Bil-shuwar)
Teknik ini diberikan agar para pelajar dapat
mengetahui fakta secara spontan dengan melihat gambar yang sudah disiapkan oleh
pengajar, dalam hal ini guru harus mempersiapkan gambar-gambar dan menunjukkan
satu persatu kepada pelajar sambil bertanya, lalu para pelajar menjawab sesuai
dengan gambar yang ditunjukkan.
b. Praktek pola (Tathbiq Al-namudzaj)
Praktek pola adalah bentuk latihan praktek
penyempurnaan kalimat tertentu yang didahului oleh soal-soal yang tidak
lengkap, acak, atau penambahan yang sudah lengkap. Misalnya jumlah dasar “qoro’al
ahmad al-jaridah”, penambahan “qoro’al ahmad al-jaridah sobahan”.
c.
Percakapan kelompok (Al-hiwar Al-jama’i)
Peralatan
yang harus disiapkan adalah tape-recorder untuk merekam semua percakapan. Dalam
satu kelas para pelajar dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok
diberi judul cerita yang sederhana, dari cerita tersebut mereka berbicara
sesuai dengan judul. Dalam latihan ini para pelajar bergonta-ganti mengatakan
sesuatu yang disambung oleh teman-teman sekelompoknya sehingga menjadi sebuah
cerita yang lengkap. Setelah percakapan selesai rekaman diputar untuk
didiskusikan dengan para pelajar, baik mengenai isi, pola, intonasi dan sebagainya.
d.
Bermain peran (al-tamtsil)
Pada
aktivitas ini guru memberikan tugas peran tertentu yang harus dilakukan oleh
para pelajar, misalnya guru memberikan tugas: Ragakanlah! Jika kamu seorang
guru, dan maman seorang muridmu. Apa yang kalian lakukan ketika bertemu
dijalan. Lalu murid memperagakan peran tersebut.
e. Praktek ungkapan sosial (Tathbiq Al-ta’birat Al-ijtima’iyyah)
Ungkapan sosial maksudnya adalah
perilaku-perilaku sosial saat berkomunikasi yang diungkapkan secara lisan,
misalnya mengungkapkan rasa kagum, gembira, ucapan perpisahan, member pujian,
dan sebagainya.
f.
Praktek lapangan (al-mumarasah fi al-mujtama’)
Praktek
lapang maksudnya adalah berkomunikasi dengan penutur asli di luar kelas. Tentu
saja aktivitas ini hanya bisa dilakukan di tempat-tempat yang ada penutur asli Bahasa
Arab. Mungkin bisa dilakukan di institusi seperti kedutaan dan lembaga pendidikan
yang berbasih pesantren.
g.
Problem solving (hill al-musykulat).
Problem solving
atau pemecahan masalah biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi. Aktivitas ini
bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Misalnya guru
memberikan tugas berkemah, tugas murid yaitu mendiksusikan apa saja yang harus
disiapkan dalam acara tersebut dengan menggunakan Bahasa Arab.
C.
Sekilas Tentang Pondok Pesantren Darul Lughah
1.
Sejarah Singkat PP Darul Lughah
Pondok Pesantren Darul Lughah yang terletah di Kampung Akkor Desa Palengaan
Kabupaten Pamekasan adalah salah satu lembaga pendidikan
swasta yang tertarik pada pendidikan Islam dan pengembangan Bahasa Arab, pondok
pesantren Darul Lughah ini didirikan oleh H. Achmad Gazali Salim, Lc pada tahun
1995 dengan nama Dar al-Lughah dan Islamic Centre (DLLC) yang mempokuskan
materinya pada penguasaan Bahasa Arab, baik dalam metode pembelajaran,
komunikasi dan grematikal.
Melihat murid semakin bertambah setiap tahunnya dan dukungan dari
masyarakat sekitar untuk menjadikan Dar al-Lughah dan Islamic Centre (DLLC)
menjadi pondok pesantren Darul Lughah akhirnya ketua yayasan sekaligus pengasuh
membuat kesepakatan untuk menjadikan Dar al-Lughah sebagai pondok pesantren
yaitu pada tahun 2004 dengan nama Darul Lughah Waddirasatil Islamiyah (DLWI).
2.
Program Kerja Pondok Pesantren Darul Lughah
Programa kerja pondok pesantren Darul Lughah Pamekasan tidak
berbeda jauh dangan program pondok yang ada di Indonesia umumnya yaitu dengan
menggunakan 24 jam pembelajarannya, yang diawasi secara ketat oleh pengurus,
ada beberapa prongram pondok diantaranya:
1.
Penerapan Bahasa Arab secara tertulis dan lisan
2.
Study banding dengan lembaga-lembaga lain dalam rangka untuk menghidupkan kembali Bahasa
Arab antara siswa dan untuk menunjukkan syiar Islam
3.
Pelatihan mempersiapkan
murid yang ingin melanjutkan studi ke Timur Tengah
4.
Pembentukan tenaga pengajaran Bahasa Arab setiap tahunnya ketika bulan Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar