Senin, 30 September 2013

Lampiran-Lampiran



Lampiran: I
PEDOMAN WAWANCARA
A.    Wawancara dengan pengasuh
1.      Apa prongram yang di gunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab?
2.      Apa saja metode yang digunakan dalam pembalajaran muhadatsah?
3.      Mengapa menggunakan metode tersebut?
4.      Apa kendala yang dihadapi pondok dalam pembelajaran muhadatsa dan apa solusinya?
5.      Apa tujuan utama yang hendak di capai dari penerapan pembelajaran muhadatsah yang bapak laksanakan?
B.     Wawancara dengan guru
1.      Bagaimana langkah-langkah penerapan pembelajaran muhadatsah yang bapak laksanakan?
2.      Apa metode yang digunakan dalam pembelajaran muhadatsah yang bapak terapkan?
3.      Apa faktor pendukung dalam pembelajaran muhadatsah?
4.      Bagaimana sikap santri terhadap mata pelajaran muhadatsah?
C.     Wawancara dengan santri
1.      Apa metode yang digunakan oleh guru saat pembelajaran muhadatsah?
2.      Buku pelajaran apa yang digunakan dalam pembelajaran muhadatsah?
3.      Apa anda cocok dengan metode yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Arab?
Lampiran: II
TRANSKIP WAWANCARA
Subjek Peneliti            : Pengasuh PP. Darul Lughah KH. A. Gazali, Lc.,M.HI
Hari/Tanggal               : Senin, 04 Maret 2012
Waktu                         : 09.00-10.00 WIB
Lokasi                         : Di Teras Rumah Pengasuh
Jenis                            : Catatan Lapangan Berdasarkan Transkip Wawancara

Peneliti            : Apa program yang di gunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab?
Informan         : Program yang kami gunakan di sini P.P. Darul Lughah sagat konferensip dari empat metode pembelajaran Bahasa Arab yaitu Maharotul Kalam, Maharotul Qiro’ah, Maharotul Kitabah, dan Maharotul Istima’. Dari keempat metode yg paling sedikit istima’ yang paling dominan disini adalah maharotul kalam, Semuanya kami gunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab tapi kami lebih memfokuskan dalam Maharatul Kalamnya.   
Peneliti            : Apa saja metode yang digunakan dalam pembelajaran muhadatsah?
Informan         : Kami menggunakan metode dengan variatif seperti ceramah, Tanya jawab, dan diskusi. Setiap pelajaran kami menggunakan metode tersebut. Kalau pelajarannya satu jam kami menggunakan ½ jam dengan menggunakan ceramah di campur Arab dan Indonesia, di mulai Tanya jawab antara santri dan ustad ataupun sebaliknya ustad bertanya kepada santri selama ¼ jam. Kemudian pelajaran tersebut di diskusikan, setelah diskusi hasil diskusi di laporkan kepada guru pengajar dengan bergantian tapi di utamakan kepada santri yang kurang dalam berbahasa untuk melaporkan hasil diskusi.
Peneliti            : Mengapa menggunakan metode tersebut?
Informan         : Kami menggunakan metode tersebut untuk menghilangkan kejenuhan santri dalam belajar bahasa dan juga di harapkan agar supaya suasana dalam kelas aktif, karena kalau hanya menggunakan metode ceramah  maka banyak santri yang jenuh kalau sudah jenuh maka santri sulit untuk menangkap pelajaran.
Peneliti            : Apa kendala yang dihadapi pondok dalam pembelajaran muhadatsah dan apa solusinya?
Informan         : Kalau kendala yang kami hadapi kebanyakan minat santri yang kadang-kadang melemah dan bawaanya malas. Untuk solusinya kami sebagai pengasuh pondok harus terjun langsung ke lapangan untuk memberikan motivasi kepada mereka yang sedang lemah atau malas, untuk memotivasi mereka agar berbahasa Arab kami menerapkan sanksi seperti membayar Rp. 1000, menghafal Al-qur’an, menghafal mufrodat, berdiri, dan pukulan. Untuk awalnya santri tidak boleh menggunakan bahasa daerah, karena dengan bahasa daerah sulit untuk berbahasa Internasional, maka kami menerapkan bahasa nasional terlebih dahulu sehingga dengan mengenal bahasa nasional mereka mudah untuk berbicara bahasa Internasional atau berbahasa Arab.
Peneliti            : Apa tujuan utama yang hendak dicapai dari penerapan pembelajaran muhadatsah yang bapak kiyai laksanakan?
Informan         :  Tujuan utama kami dalam pembelajaran Bahasa Arab ini adalah bagaiman santri berkomunikasi secara aktif bukan pasif, aktif dalam artian bisa memahami kitab dan juga tahu dalam nahwu shorofnya, bisa berbicara baik itu dengan orang arab atau siapa saja yang bisa bebicara Bahasa Arab santri bisa berkomunikasi, bukan hanya menyalahkan dalam kaidahnya saja tapi bisa untuk berbicara.

Subjek Peneliti            : Pengajar Bahasa Arab Ust. Najibuddin
Hari/Tanggal               : Senin, 04 Maret 2012
Waktu                         : 10.00-11.00 WIB
Lokasi                         : Di Depan Kamar
Jenis                            : Catatan Lapangan Berdasarkan Transkip Wawancara

Peneliti            : Bagaimana langkah-langkah penerapan pembelajaran muhadatsah yang ustad laksanakan?
Informan         : Sebelum mengajar biasanya saya mempersiapkan Materi, bagaimanapun juga kita harus mempersiapkan sebelum kita mengajar. Memilih metode, menentukan alat-alat atau media yang sesuai dengan pelajaran, kalau didalam bahasa Inggris Listening Bahasa Arabnya istima’ itu saya menggunakan sound aktif atau MP3, yang berisi muhadatsah atau cerita Bahasa Arab, kalau anak kecil biasanya saya menggunakan khisoh berbahasa Arab, baru masuk kekelasa baru menerapkan metode.
Peneliti            : Apa metode yang ustad gunakan dalam pembelajaran muhadatsah?
Informan         : Pertama adalah ceramah yang kedua pegertian dari sebuah muhadatsah jadi diartikan atau di terjemah dulu kemudian dibaca lalu pertanyan saya menanya murid menjawab dan juga sebaliknya murit bertanya saya menjawab, yang terakhir adalah muhadatsah berdua antara temannya paling lama 5 menit
Peneliti            : Apa faktor pendukung dalam pembelajaran muhadatsah?
Informan         : Paktor pendukung pertama adalah media, metode, tempat dan juga keaktifan atau keinginan santri untuk belajar
Peneliti            : Bagaimana sikap santri terhadap mata pelajaran muhadatsah?
Informan         : Alhamdullah mereka antusias karena mungkin pelajaran bahasa yang satu-satunya di sini, karena kalau kelas 3 MA pertama adalah tugas untuk mengikuti tes melanjutkan kuliah Bahasa Arab ke jenjang lebih tinggi, kalau anak-anak kecilnya tergantung kita yang mengajar kalau metodenya bagus menarik maka santri akan antusias kalau metodenya begitu-begitu saja tetap saja santrinya antara ia atau tidak.
Peneliti            : Apa kendala yang dihadapi ustad dalam pembelajaran muhadatsah?
Informan         : Yang pertama adalah penyesuaian metode, di sini juga medianya tidak begitu lengkap, solusinya setiap tahun kita menyesuaikan media pelajaran dengan media yang ada, kadang juga membuat media sendiri tergantung kekreativitasan guru.


Subjek Peneliti            : Santri (Fathur Rozi)
Hari/Tanggal               : Senin, 04 Maret 2012
Waktu                         : 13.00-14.00 WIB
Lokasi                         : Di Depan Kamar
Jenis                            : Catatan Lapangan Berdasarkan Transkip Wawancara

Peneliti            :Apa metode yang digunakan oleh guru saat pembelajaran muhadatsah?
Informan         : Biasayanya ust menjelaskan pelajaran setelah itu kami diberi waktu untuk bertanya terkadang ust juga bertanya kepada kami, dan di akhiri dengan muhadatsah. Biasanya kami disuruh menghafal percakapan-percakapan yang ada dibuku.
Peneliti            :Buku apa yang digunakan dalam pembelajaran muhadatsah?
Informan         : Buku yang kami gunakan dalam pelajaran muhadatsah adalah Muhadatsah wa Muthola’ah Arabiyah, Percakapan Bahasa Arab
Peneliti            :Apa anda cocok dengan metode yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran muhadatsah?
Informan         : Masalah cocok tidak cocok kan tergantung orangnya kalau saya lihat dari teman-teman cocok tapi ada yang senang dan ada juga yang tidak, mareka yang tidak senang biasanya mereka yang belum hapal kalau mereka tidak hapal itu di sanksi.
Peneliti            :Belajarnya perkelompok atau perkelas?
Informan         :Belajarnya perkelas, maksudnya belajarnya sesuai dengan tingkatannya seperti santri yang baru masuk itu di tes dulu bahasanya kalau belum bisa atau tingkat bahasanya rendah itu masuk ke kelas ibtadi’, kalau bisa atau sedang masuk ke kelas mutawassit, kalau tingkat bahasanya tinggi maka ia masuk ke kelas mutaqoddim. kadang kami belajar berkelompok dengan meminta bimbingan khusus kepada ust untuk mengajari kami



Lampiran: III
CATATAN LAPANGAN
Catatan Observasi       : No. 1
Subjek Penelitian        : Metode dan kegiatan Pembelajaran Muhadatsah
Hari/tanggal                : Senin, 04 maret 2013
Jam                              : 20.00-21.00 WIB
Tempat Penelitian       : Masjid PP. Darul Lughah
Jenis Penelitian            : Catatan Lapangan Berdasarkan Observasi

Bagian Deskriptif
            Setelah shalat isya’ di masjid darul lughah peneliti siap-siap mengikuti materi pelajaran untuk mengamati metode apa yang dipakai dalam pembelajarannya. Dari peneliti lihat para pengajar di Darul Lughah menggunakan metode elektik yaitu kombinasi antara metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Dengan di kombinasikannya dua metode atau lebih tersebut bisa menutupi kekurangan satu metode dengan metode lain, sehingga anak didik mudah memahami materi-materi dikelas.
Bagian Reflektif
            Pembelajaran muhadatsah dalam kegiatan belajar mengajar di PP. Darul Lughah pamekasan menggunakan metode elektik yaitu kombinasi antara metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Sedangkan dalam penyampaian materinya , metode yang digunakan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Catatan Observasi       : No. 2
Subjek Penelitian        :Kegiatan PP. Darul Lughah selain muhadatsah  
Hari/tanggal                : Senin, 04 maret 2013
Jam                              : 20.00-21.00 WIB
Tempat penelitian        : Masjid PP. Darul Lughah
Jenis penelitian            : Catatan Lapangan Berdasarkan Observasi
Bagian Deskriptif
            Kegiatan dalam pembelajaran Bahasa Arab dilaksanakan dalam bentuk pengajian kitab kuning (kutubut turos), latihan pidato (muhadoroh) Bahasa Arab. Pengajian kitab kuning dilaksanakan setelah shalay subuh, dan muhadoroh dilaksanakan pada malam minggu.
            Pelaksanaan kitab kuning dipimpin langsung oleh pengasuh PP. Darul Lughah, sedangkan untuk pelaksanaan muhadorohnya diserahkan kepada ust-ustad junior.
Bagian Reflektif
            Kegiatan ko-kurikuler meliputi muhadoroh yang pada pelaksanaanya di pimpin langsung oleh para ustad junior, sedangkan untuk pelaksanaan kitab kuning langsung di pimpin oleh pengasuh pondok Darul Lughah.

Catatan Observasi       : No. 3
Subjek Penelitian        :Kegiatan PP. Darul Lughah dalam Pembelajaran dan evaluasi
Hari/tanggal                : Senin, 04 maret 2013
Jam                              : 20.00-21.00 WIB
Tempat penelitian        : Masjid PP. Darul Lughah
Jenis penelitian            : Catatan Lapangan Berdasarkan Observasi

Bagian Deskriptif
            Salah satu evaluasi paling nampak yang dilakukan oleh santri ketika dalam pelajaran adalah guru langsung bermuhadatsah dengan santri, sedangkan evaluasi dalam bentuk lainnya adalah ujian tahriri dan safahi
Bagian Reflektif
            Tahriri dan Safahi adalah dua bentuk evaluasi yang dilakukan di PP. Darul Lughah, tahriri adalah ujian tulis sedangkan safahi adalah ujian lisan.

Catatan Observasi       : No. 4
Subjek Penelitian        :Kegiatan PP. Darul Lughah dalam Pembelajaran Muhadatsah
Hari/tanggal                : Selasa, 04 maret 2013
Jam                              : 05.30-06.30 WIB
Tempat penelitian        : Masjid PP. Darul Lughah
Jenis penelitian            : Catatan Lapangan Berdasarkan Observasi
Bagian Deskriptif
            Pada jam 05.30 ini, peneliti mengamati kegiatan para santri tentang muhadatsah yang dilaksanakan di masjid dan sekitarnya. Dalam kegiatan ini ust memberikan mufrodat-mufrodat yang baru untuk di masukkan dalam percakapan, dan disini juga guru selalu mengawasi bagi mereka yang tidak berbicara maka akan mendapatkan hukuman.        Disini terlihat jelas keterampilan anak-anak dalam berbicara Bahasa Arab
Bagian Reflekti
            Pada acara muhadatsah ini, para santri diajari trampil didalam berbicara karena ketika muhadatsah di mulai maka tidak ada yang diam semuanya harus bicara.









Lampiran: V
DATA GURU PENGAJAR DI PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WADDIROSATIL ISLAMIYAH PAMEKASAN  
NO
NAMA
     ALAMAT
01
KH. Ach.Gazali Salim, Lc.M.Hi
Seninan Akkor
02
Ust. Karimullah Idris, S.Pd.I
Akkor Pamekasan
03
Ust. Ach. Muhyiddin, S.Pd.I
Kalimantan
04
Ust. Faizul Hanif Mahfud, S.Pd.I
Puger Jember
05
Ust. Najibuddin
Kadur Pamekasan
06
Ust. Ahmad Mahfud
Akkor Pamekasan
07
Ust. Sholahuddin Al Ayyubi
Akkor Pamekasan
08
Ust. Mustahar Ali Wardana
Kalibaru Banyuwangi
09
Ust. Ahmad Dahri, S.Hi
Akkor Pamekasan
10
Ust. Abdur Rahim
Akkor Pamekasan
11
Ust. Mustaqim
Waru Pamekasan
12
Ust. Amiruddin
Akkor Pamekasan
13
Ust. Abu Hamim
Probolinggo
14
Ust. Muhammad Rasyid Ridho
Akkor Pamekasan
15
Ust. Ahmad Zaini
Kowel Pamekasan
16
Ust. Maulana Humaini
Waru Pamekasan
17
Ust. Saifuddin
Kalpis Bangkalan
18
Ust. Rasidi
Gunung Rancak Sampang
19
Ust. Ibnu Ubaidillah
Tagangser Haja Pasean
20
Ust. Muhammad Ainul Yaqin
Panglegur Pamekasa
21
Ust. Moh. Fumid
Pangarengan Sampang
22
Ust. Fathullah
Kokop Bangkalan
23
Ust. Abd Majib
Larangan Pamekasan
24
Ust. Moh. Masyhuri
Akkor Pamekasan
25
Ust. Saiful Amin
Akkor Pamekasan
Lampiran: VI
DATA SANTRI PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH WADDIROSATIL ISLAMIYAH PAMEKASAN
NO
NAMA SANTRI
TINGKATAN
1
Mansur
Ibtida’
2
Basori
Ibtida’
3
Moh. Lutfi
Ibtida’
4
Agus Wahid H.
Ibtida’
5
Moh. Zainuddin
Ibtida’
6
Musta’in
Ibtida’
7
Moh. Iswan S.
Ibtida’
8
Abd. Asis
Ibtida’
9
Murojab
Ibtida’
10
Moh. Taufiq
Ibtida’
11
Abdus Shofiullah
Ibtida’
12
Abd. Qadir
Ibtida’
13
Agus Siswanto
Ibtida’
14
Maulana Akmal
Ibtida’
15
Fathurrosi
Ibtida’
16
Rudi Hartono
Ibtida’
17
Joni Frindra
Ibtida’
18
Muzanni
Ibtida’
19
Moh. Ro’iq
Ibtida’
20
Ach. Muafa
Ibtida’
21
Moh. Mahrus
Ibtida’
22
Miftahul Arifin
Ibtida’
23
Fahmi Sahab
Ibtida’
24
Joni Iskandar
Ibtida’
25
Moh. Alawi
Ibtida’
26
Moh. Hefni
Ibtida’
27
Kusnandi
Ibtida’
28
Moh. Roni
Mutawassit
29
Syarifuddin
Mutawassit
30
Ach. Farhan
Mutawassit
31
Abdul Jamal
Mutawassit
32
Nadzir
Mutawassit
33
Abdullah
Mutawassit
34
Imam Abu Yazid Al-bustomi
Mutawassit
35
Syaifur Rijal
Mutawassit
36
Abdul Rahman
Mutawassit
37
Moh. Ali Wafi
Mutawassit
38
Badrut Tamam
Mutawassit
39
Imam Syafi’i
Mutawassit
40
Rendiansyah
Mutawassit
41
Abdul Wahed
Mutawassit
42
Ach Jailani
Mutawassit
43
Moh. Amin
Mutawassit
44
Gzafiruddin
Mutawassit
45
Ach. Zamzami
Mutawassit
46
Ahmad Farid
Mutawassit
47
Sulaiman
Mutawassit
48
Habibi
Mutawassit
49
Moh. Muti’ur rohman
Mutaqaddim
50
Solehoddin
Mutaqaddim
51
Afandi
Mutaqaddim
52
Husnol fuad
Mutaqaddim
53
Ach. Fathoni
Mutaqaddim
54
Erfan malik
Mutaqaddim
55
Nurul hidayat
Mutaqaddim
56
Abd. Ghani
Mutaqaddim
57
Zainullah
Mutaqaddim
58
Ariyanto
Mutaqaddim
59
Hasyim A.
Mutaqaddim
60
Khoirul Anam
Mutaqaddim
61
Subairi
Mutaqaddim
62
Syaifuddin
Mutaqaddim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar