BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian
1. Paparan Data
a.
Metode
Pembelajaran Muhadatsah di Pondok Pesantren Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah
Pondok
Pesantren Darul Lughah Waddirosatil
Islamiyah menggunakan semua metode tapi mereka lebih fokus
kepada maharotul kalam, sebagai mana yang telah dijelaskan oleh Pengasuh Pondok
Pesantren Darul Lughah KH. Ahmad Ghazali, Lc, M.HI, saat diwawancarai di
rumahnya pada hari Senin, 04 Maret 2013. Beliau menjelaskan:
Program
yang kami gunakan di sini PP. Darul Lughah sagat konferensip dari empat metode
pembelajaran Bahasa Arab yaitu Maharotul Kalam, Maharotul Qiro’ah, Maharotul
Kitabah, dan Maharotul Istima’. Dari keempat metode yang
paling sedikit istima’ dan yang paling dominan disini adalah maharotul kalam,
Semuanya kami gunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab tapi kami lebih
memfokuskan dalam Maharatul Kalamnya.
Metode
pembelajaran Muhadatsah di Pondok Pesantren Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah Palengaan adalah
menggunakan metode ceramah, Tanya jawab, dan diskusi, sebagaimana ditegaskan
oleh pengasuh Pondok Pesantren Darul Lughah Palengaan pada hari Senin, 04 Maret
2013. Beliau mengatakan:
Kami
menggunakan metode dengan variatif seperti ceramah, Tanya jawab, dan diskusi.
Setiap pelajaran kami menggunakan metode tersebut. Kalau pelajarannya satu jam
kami menggunakan ½ jam dengan menggunakan ceramah yang di campur Arab dan
Indonesia, di mulai Tanya jawab antara santri dan ustad ataupun sebaliknya
ustad bertanya kepada santri selama ¼ jam. Kemudian pelajaran tersebut di
diskusikan, setelah diskusi hasil diskusi di laporkan kepada guru pengajar
dengan bergantian tapi diutamakan kepada santri yang kurang dalam berbahasa
untuk melaporkan hasil diskusi.
Pendapat
tersebut diperkuat oleh Ust Najibuddin sebagai guru muhadatsah ketika
diwawancarai di kediaman beliau. Pada hari Senin, 04 Maret 2013, beliau
mengatakan:
Pertama
diartikan atau di terjemah kemudian dibaca lalu pertanyan, saya menanya, murid
menjawab dan juga sebaliknya murid bertanya saya menjawab, yang terakhir adalah
muhadatsah berdua antara temannya paling lama 5-10 menit.
Jadi
dalam pembelajaran muhadatsah di PP. Darul Lughah Waddirosatil
Islamiyah menggunakan penggabungan antara metode ceramah,
Tanya jawab, dan diskusi sebagaimana observasi peneliti pada proses belajar
mengajar pada hari Senin, 04 Maret 2013 pukul 07.00-08.15 WIB, berikut
hasilnya: yang di maksud metode ceramah ialah guru menjelaskan pelajaran
sedangkan murid hanya mendengarkan dan memperhatikan apa yang dikatakan guru.
Setelah menjelaskan pelajaran guru memberikan kesempatan kepada murid untuk
bertanya pada kalimat-kalimat yang belum dipahami, di akhir pelajaran guru
bertanya kepada murid untuk memastikan sejauh mana tingkat pemahaman murid
tentang pelajaran tersebut. Setelah semuanya paham murid dibagi perkelompok
untuk melakukan diskusi dengan tema di tentukan oleh pengajar yang berkaitan
dengan judul pelajaran. Terkadang di akhir pelajaran murid di bagi berpasang-pasangan
untuk melakukan muhadatsah.
Kitab
yang dijadikan sumber pembelajaran yaitu, المحادثة
,والمطالعة العربية, المطالعة/القراءة sebagaimana yang telah di jelaskan oleh
pengasuh Pondok Pesantren Darul Lughah Waddirosatil
Islamiyah, saat diwawancarai di kediaman beliau pada hari
Senin, 04 Maret 2013. Beliau
menjelaskan:
Kitab-kitab
yang dijadikan sumber pembelajaran yaitu, المحادثة
والمطالعة العربية, المطالعة/القراءة
Pernyataan
senada juga disampaikan oleh Ust. Najibuddin selaku pengajar Bahasa Arab ketika
diwawancarai di kamar pondoknya pada hari Senin, 04 Maret 2013. Beliau
mengatakan:
Kitab-kitab
yang dijadikan sumber pembelajaran yaitu, المحادثة
والمطالعة العربية,
المطالعة/القراءة
Hal
ini diperkuat oleh data yang peneliti peroleh dari bagian akademik Ust. Rasyid
yang didapat pada hari Jum’at, 02 November 2012, sebagai berikut: Materi
pelajaran Bahasa Arab meliputi muhadatsah, muthala’ah, saraf, qawaid,
balaghah, Fathul qorib, insya’, kailani, ta’lim muta’lim, jurumiah, imriti.
Tujuan
pembelajaran Muhadatsah di pondok pesantren Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah secara umum semuanya
sama sebagaimana ditegaskan oleh KH. A. Gazali, Lc.,M.HI
selaku pengasuh PP. Darul Lughah Waddirosatil
Islamiyah saat diwawancarai di kediaman beliau pada hari
Senin, 04 Maret 2013. Beliau mengatakan:
Tujuan utama kami dalam
pembelajaran Bahasa Arab ini adalah bagaimana santri berkomunikasi secara aktif
bukan pasif, aktif dalam artian bisa memahami kitab dan juga tahu dalam nahwu
shorofnya, bisa berbicara baik itu dengan orang Arab atau siapa saja yang bisa
berbicara Bahasa Arab santri bisa berkomunikasi, bukan hanya menyalahkan dalam
kaidahnya saja tapi bisa untuk berbicara.
Pendapat
tersebut di perkuat oleh Ust. Rosyid bagian akademik PP. Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah bahwa: “Tujuan umum
pembelajaran Bahasa Arab disini adalah bagaimana santri bisa menguasai Bahasa
Arab, tujuan khususnya santri bisa dalam berbicara, nahuw, sharof, dan
kitab kuning”.
Sistem
pembelajaran Bahasa Arab Muhadatsah di PP. Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah adalah menggunakan
sistem Prosedural Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Karena dalam
pembelajaran muhadatsah sudah ada tujuan pembelajarannya yaitu, materi,
kegiatan belajar mengajar, dan kitabnya sudah ditentukan, yaitu kitab المحادثة والمطالعة العربية. Demikian metode dan
evaluasinya sama-sama ada. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Ust. Najibuddin
saat diwawancarai di kamar pondok beliau pada hari Senin, 04 Maret 2013. Beliau
mengatakan:
Tujuan
pembelajaran Bahasa Arab sudah ada, dan juga materi pelajaran mengikuti apa
yang telah ada dalam kitab. Kalau untuk metodenya tergantung pada gurunya dan
juga ada metode khusus yang dibuat untuk pembelajaran Bahasa Arab, sedangkan untuk
ujiannya ada ujian lisan dan ujian tulis yang diadakan setiap akhir semester.
Pendapat
tersebut di perkuat oleh Fathur Rozi salah satu santri PP. Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah saat ditanya tentang
pembelajaran muhadatsah dia menjawab “Kami belajar muhadatsah mengikuti apa
yang ada dibuku, dan untuk ujiannya dua kali dalam setahun”.
b.
Kendala-kendala
Yang di Hadapi PP. Darul Lughah
Setelah
peneliti mengamati di tempat penelitian PP. Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah Pamekasan, masih ada
kendala-kendala yang di hadapi pondok dalam pembelajaran Muhadatsah seperti
kemalasan santri, media, guru, dan lingkungan.
Pertama
kendala pada santri, yaitu santri terkadang malas untuk mengikuti program
karena diantaranya bagi mereka yang belum hafal tugas hafalan, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Fathur Rozi salah satu santri Darul Lughah, dia mengatakan
bahwa: “Kadang teman-teman tidak mengikuti program karena belum hafal ketika
diberi tugas hafalan”.
Sebagaimana hal
ini juga diungkapkan oleh pengasuh pondok ketika di wawancarai di kediaman
beliau pada hari Senin, 04 Maret 2013.
Beliau mengatakan:
Kalau kendala yang kami hadapi kebanyakan minat santri yang
kadang-kadang melemah dan bahwasanya malas. Untuk solusinya kami sebagai pengasuh
pondok harus terjun langsung ke lapangan untuk memberikan motivasi kepada
mereka yang sedang lemah atau malas. Motivasi yang kami berikan berupa memberi
mereka nasehat betapa pentingnya Bahasa Arab pada zaman sekarang, akibat bagi
orang-orang yang pemalas, dll.
Sedangkan
kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran Muhadatsah adalah kurangnya media
pembelajaran, sebagaimana yang di ungkapkan oleh Ust. Najibuddin ketika di
wawancarai di kamar beliau pada hari Senin, 04 Maret 2013. Beliau mengatakan:
Kendala yang kami hadapi dalam pembelajaran Bahasa Arab dan
muhadatsah khususnya, adalah kurangnya media pembelajaran disini adanya hanya
papan tulis, sepidol, tipe recorder, sound aktif dan proyekror.
Inilah kendala yang dihadapi pengajar dalam pembelajaran
muhadatsah, hal ini juga sesuai dengan hasil observasi peneliti pada hari
Senin, 04 Maret 2013. Berikut hasilnya: ketika peneliti mengunjungi kantor
untuk mengambil data peneliti melihat dikantor hanya ada tipe recorder, sound aktif,
dan komputer.
Sedangkan solusinya adalah guru harus kereatif dengan menggunakan
media yang ada, sebagaimana yang di ungkapkan Ust. Najibuddin ketika di
wawancarai di kamar beliau pada hari Senin, 04 Maret 2013. Beliau mengatakan: Untuk
solusinya, kami menggunakan media yang ada seperti sound aktif dan gambar yang
dibuat dengan kreatif pengajar sendiri.
Sedangkan kendala bagi ustad adalah pertama kurangnya kontrol
kepada para santri khususnya pengawasan dalam percakapan sehari-hari Berbahasa
Arab, hal ini sebagaimana ditegaskan oleh ustad Najibuddin ketika di wawancarai
di kamar beliau pada hari Senin, 04 Maret 2013. Beliau mengatakan:
Kendala yang kami hadapi adalah kurangnya kontrol dari kami sebagai
ust untuk mengontrol bahasa mereka dalam sehari-hari, sehingga dari mereka
masih ada berbicara bahasa Indonesia. Sedangkan untuk solusinya kami
menggunakan jasus atau mata-mata untuk mengawasi siapa diantara mereka yang
tidak menggunakan Bahasa Arab.
Setelah peneliti mengamati di lapangan peneliti mendapatkan bahwa, yang
menjadi kendala kurangnya kontrol dari ust adalah lokasi antara kamar santri dan kamar ust dibedakan dilain
bangunan dengan jarak sekitar dua puluh meter, dan juga sebagian dari ust masih
kuliah di beberapa perguruan tinggi Pamekasan. Inilah menjadi kendala para ust
yang mengajar disana.
Sedangkan kendala yang terakhir adalah lingkungan sebagaimana
setelah peneliti berkunjung ke tempat penelitian, peneliti melihat bahwa
lingkungan di sana adalah lingkungan terbuka di tengah-tengah masyarakat jadi
para santri bebas, kalau tidak ada perhatian khusus maka santri banyak yang
melanggar.
Jadi peneliti dapat
simpulkan kendala yang dihadapi pondok dalam pembelajaran muhadatsah adalah
ketika datang kemalasan santri dalam belajar, dikarenakan mereka belum
mengerjakan tugas, solusinya yaitu
pengasuh turun langsung kelapangan untuk memberikan motivasi kepada santri,
kendala kedua yang di hadapi guru pengajar adalah kurangnya media, solusinya
guru menggunakan media yang ada dan menggunakan kreatif sendiri, kendala ketiga
bagi guru, mereka kesulitan mengontrol aktifitas bahasa para santri dikarenakan
jarak antara kamar ust dan santri dan kesibukan kuliyah. solusinya adalah para
guru memasang mata-mata atau jasus diantara santri secara bergiliran. Dan yang
terakhir adalah faktor lingkungan dimana lingkungannya terbuka ditengah-tengah
masyarakat dan letak bangunan di pinggir jalan
umum
sehingga mereka sering berbaur kalau tidak ada perhatian khusus maka banyak
dari santri yang melanggar.
2. Temuan Penelitian
Dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi,
peneliti menemukan sebagaimana berikut:
Setelah peneliti mengamati dari kegiatan
pembelajaran Muhadatsah di Darul Lughah mereka menggunakan metode Muhadatsah
hurroh, metode ini ialah santri harus berbicara terus dan bahan
muhadatsahnya mereka mencari sendiri. Selain itu PP. Darul Lughah menggunakan
metode bermain peran (al-tamtsil) ialah guru memberikan tugas kepada murid untuk diperagakan.
PP. Darul Lughah membagi tahapan pembelajaran dengan tiga tingkatan yang
sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, yaitu Ibtida’, Mutawassit, dan
Mutaqoddim. Megadakan bimbingan bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan
pendidikan di Timur Tengah. Setiap bulan Ramadhan Darul Lughah selalu membuka
kursus Bahasa Arab untuk umum.
Kendala yang dihadapi
pondok dalam pembelajaran muhadatsah adalah, kendala intern ialah kurangnya
disiplin waktu dalam pembelajaran, santri sering terlambat. Kurangnya bakat
santri sehingga santri jarang mengikuti perlombaan. Dan di PP. Darul Lughah
tidak mempunyai organisasi santri, jadi semua bentuk kegiatan dan pembelajaran
tergantung kepada pengasuh dan para guru. Sedangkan kendala ekstern ialah Lokasi
pondok terbuka dan berada di pinggir jalan umum. Kurangnya fasilitas kelas
karena sebagian tempat aktifitas belajar masih menggunakan masjid, kurangnya
aplikasi metode pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar